Rabu, 05 Oktober 2011

Tertinggal



Sebuah ayunan tua yang terbuat dari besi terdengar berderik, yang menandakan ada seorang bocah sedang mengayunkan tubuhnya. Mata sipitnya awas mengitari seluruh permainan yang berada di halaman taman kanak-kanak tersebut. Sudah setengah jam yang lalu kakinya tak lelah berusaha menarik dan mendorong tubuhnya agar ayunan itu terus bergerak. Mulutnya terus melantunkan bait-bait yang diajarkan oleh sang guru. Beberapa temannya masih terlihat sedang berlari saling melemparkan pasir. Bocah itu sedang menanti jemputan kedua menggunakan mini bus yang disediakan oleh taman kanak-kanak tersebut untuk mengantar dan menjemput para bocah yang bersekolah di sana.
“Tia, kamu gak pulang sayang??” Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
“aaa...” Bocah itu terperanjat, namun langsung tersenyum ketika mengetahui suara itu berasal dari gurunya.
“Tia, lagi tungguin Pak Ableh, Bu.” Jawab Tia manis.
“Kamu jemputan kedua, ya?”
“Iya, bu”
“Perlu Ibu temanin, sayang?”
“hmm..gak papa, Bu. Tia berani kok sendiri aja”
“Baiklah..” Sang guru langsung bergegas entah menuju ke mana.
Bocah yang bernama Tia itu kembali asyik dengan kegiatannya. Ia masih melantunkan bait-bait itu sembari mengayunkan tubuhnya. Namun matanya kini sudah tak memperhatikan halaman. Gerakan ayunan pun melambat dan beberapa menit kemudian berhenti. Tia menatap pijakannya, dan mulai menggurat pasir yang ada disitu dengan kaki kecilnya. Setiap satu kata yang berhasil ditulisnya dengan baik Tia akan tersenyum sambil bertepuk tangan kemudian ia menghapusnya dan menuliskan kata lain, begitu seterusnya. Hingga tak disadarinya titik-titik air mulai jatuh membasahi pasir itu. Tia menghentikan kesibukannya dan melihat ke sekitar, sudah tak tampak lagi teman-temannya yang berlarian, perhatiannya langsung tertuju pada sebuah mini bus yang berada di luar yang perlahan beranjak meninggalkan taman kanak-kanak itu. Tia tersentak dan langsung berlari namun sebuah batu besar malah membuatnya terjatuh. Darah segar mengucur dari pelipisnya. Tak ada rintihan yang keluar dari bibirnya. Tia hanya menatap nanar mini bus yang sudah tak tampak lagi wujudnya.
***
The first day for me to write "#15harimenulisdiblog" on the sixth day with the theme #tamankanakkanak.. @hurufkecil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar