Sabtu, 08 Oktober 2011

Menanti Senja Di Balik Jendela


Sudah lebih dari setengah jam yang lalu wanita paruh baya itu berusaha menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut gadis kecil itu, namun sudah lebih setengah jam pula gadis itu tidak membuka sedikitpun rahangnya walaupun wanita paruh baya yang biasa dipanggil Bik Inah itu sudah memohon dengan mengatakan dampak kesehatannya jika tak ada sesendokpun makanan yang masuk ke tubuhnya. Ia terus mengatupkan rahangnya, tak bergeming sedikitpun. Hanya ada erangan kecil yang sedari tadi terdengar. Kali ini Bik Inah sudah sangat berputus asa, wanita berkerudung itu menatap iba wajah gadis dihadapannya. Baginya beban hidup yang dialami gadis yang bernama Fatin itu tidak sesuai dengan usianya yang baru menginjak 13 tahun. Seharusnya saat ini Fatin sudah duduk dibangku SMP, mempunyai banyak teman. Namun tidak, kenyataannya Fatin sekarang hanya duduk di atas sebuah kursi roda dengan tubuh yang hampir seluruhnya lumpuh. Hanya sedikit sekali dari seluruh bagian anggota tubuhnya yang bisa digerakkan. Bahkan tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya kecuali erangan kecil. Bukan karena indera yang satu ini sudah tak berfungsi lagi tetapi entah mengapa Fatin tak membiarkan sedikitpun bibirnya mengeluarkan sepatah kata. Menurut dokter yang menanganinya, hal ini disebabkan oleh trauma yang dialami Fatin.

Hampir dua tahun lamanya Fatin mengalami hal ini. Selama itu pula ia selalu menghabiskan waktunya duduk di depan jendela kamarnya. Kecelakaan dua tahun silam yang menimpanya lah yang membuat tubuh Fatin tak berdaya seperti sekarang. Bahkan kedua orang tuanya harus pergi menghadap Ilahi. Ketika itu mobil yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan. Beruntung bagi Fatin yang duduk di bangku belakang selamat walaupun ia tak sadarkan diri selama 3 minggu. Bagi Fatin yang merupakan anak tunggal, kecelakaan yang telah membuatnya harus kehilangan dua orang yang disayanginya itu sungguh berat. Hari-harinya kini hanya ditemani oleh kesepian walaupun ia mempunyai seorang Bik Inah yang selalu setia disampingnya.

Tak ada lagi yang bisa dilakukannya selain hanya duduk dan melemparkan tatapan kosong keluar jendela. Karena hanya dengan hal itu Fatin dapat menaruh harap agar kesepiannya terkikis. Fatin selalu menanti  datangnya senja yang akan mengantarkan malam kepadanya di mana matanya akan kembali terlelap.  Senja lah yang menutup harinya yang sepi. Dan Fatin selalu berharap senja datang lebih awal.


***

The second day for me to write "#15harimenulisdiblog" on the ninth day with the theme #jendela @hurufkecil


Tidak ada komentar:

Posting Komentar