Sabtu, 20 Agustus 2011

Pilihlah Aku

Ya Rabb..sungguh menakjubkan semua urusan mereka. Segalanya terlihat indah. Wajah-wajah itu sungguh bercahaya, berkilau layaknya penerang yang mampu menerangi setiap titian.

Aku cemburu.. Sungguh sangat cemburu..Bagaimana harus menggambarkan semua ini. Aku cemburu pada mereka yang telah kau pilihkan hatinya untuk kau pendarkan cahaya-Mu. Apakah hati ini begitu kotor, hingga tak ada sisa kebaikan di hati yang mengalirkan energi-energi yang mampu menerbitkan sedikit saja cahaya. Apakah hati ini benar-benar begitu hitam, hingga tak ada seorang pun yang terilhami.

Bagian mana lagi yang belum terselesaikan. Bentangkan saja di hadapanku. Walaupun satu tatihan saja masih sangat sulit bagiku. Walaupun satu erangan saja masih sangat susah bagiku. Tapi aku ingin menjadi pilihanMu. Biar..biarlah aku selalu tertatih, asal Kau memilihku. Tak apa..aku selalu mengerang, asal Kau memilihku..

Pilih lah aku untuk mendapatkan sedikit saja cahaya dari-Mu..

Lihatlah, cemburu ini semakin menyesakkan. Mengapa begitu sulit untukku. Apa rintihan ini masih seujung kuku??

Kalau Kau ingin agar aku lebih bersabar dengan segala usahaku, aku akan melakukannya. Aku akan terus merayu-Mu. Aku hanya cemas jika namaku tidak ada dalam daftar-Mu. Aku sungguh sangat cemas..

Lihatlah..
Tubuhku begitu bergetar, nafasku sangat tersengal, air mataku tak henti-hentinya mengalir, kecemasanku begitu mendalam hingga tak sedikitpun kata-kata itu bisa menghentikannya, tak sedikit pun belaian itu dapat meredamnya, bahkan tatapan-tatapan teduh itu tak jua mampu menghipnotis alam bawah sadarku untuk menghentikan semuanya. Dan batu yang sangat kutakuti jatuh itupun akhirnya hadir merintangiku. Bertambahlah cemas ini. Rasa untuk mundur selalu kuat merajamku. Tidak..sungguh aku tidak mau melakukannya.

Sketsakan lagi padaku ya Rabb agar semua mudah untuk dijalani. Agar aku tau standarisasi dari-Mu. Agar setiap kelakuan layak. Agar kesimpangan memudar. Agar semua celah hitam tertutupi. Agar lembaran putih selalu terbuka. Agar..cahaya-Mu benar hadir untukku..

Hmm.. Bolehkah aku melukiskan satu cemburu lagi. Aku tau rasa itu bukan mengenai keberpihakan, namun ketika hal itu berkurang apakah aku telah gagal? Sungguh menyenangkan melihat mereka bisa menyemai rasa kepada yang mereka cintai. Baiklah, tak ingin mengungkit hal ini lagi. Dan lagi-lagi aku masih menanti Engkau meniupkan seluruh rasa itu kepadaku agar tak ada lagi gagal.

Duhai pemilik cahaya dan cinta, dengan seluruh kelemahan diri, hamba memohon dan meminta pada-Mu, pilihlah aku mendapatkan cahaya dan cinta dari-Mu..

(Atau mungkin sebenarnya aku telah terpilih, hanya saja tak tersadarkan atau bahkan mungkin tersia-siakan)
KLIMAKS

*kalau boleh memilih kosakatanya, maka yang paling tepat untuk menggambarkan semuanya adalah kata 'lelah'. Lelah dengan segala keburukan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar