Kamis, 24 November 2011

Analogmu, Butiran-butiran Cair

Tak perlu bentangan waktu yang lama. Jika matahari merasa sudah cukup untuk mengumpulkan seluruh energi yang dibutuhkan guna menghasilkan butiran-butiran kristal cair kemudian menyatukannya di satu wadah raksasa yang membentuk gumpalan lembut dan dengan sedikit bantuan hembusan alam maka kita akan langsung dapat menghirup aroma jalanan yang basah karenanya. Aroma yang menghantarkan alunan merdu. Alunan yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu.

Sungguh aku memang berharap butiran itu selalu hadir menemaniku dengan wujudnya yang sejuk. Adanya maka aku tak perlu merasa sendiri melewati tiap jembatan jalanan, adanya maka aku tak perlu panik menghapus setiap tetesan yang mengalir di sela-sela wajahku. Karena dia akan setia menjadi teman dan akan mampu menjadi penyamar. 

Namun nyatanya tidaklah seutuhnya dia mampu menetap, ada kalanya dia harus pergi. Terkadang sisi hatiku berontak menuntut banyak kebersamaan dengannya, jika dia tak bisa menetap maka aku berharap aku dapat ikut ketika dia menghilang. Tapi sisi lain hatiku melembutkan semuanya, karena sesungguhnya bukan hanya aku yang mengharapkannya, banyak mereka yang memang sudah lama menanti kehadirannya. Yaa.. memang kadangkala dia harus membagi kehadirannya, satu waktu di tanah ini dan satu waktu di tanah lain.

Sensasi yang berbeda ketika dia hadir menerpa wajah kemudian masuk melalui pori-pori menyejukkan bagian dalamnya memang selalu mampu meredam segala penat hati. Seperti malam ini, dia hadir dan butiran-butiran itu mewakili wajah-wajah yang tersenyum... :)

Esok aku akan menantinya di sudut jalan bersama senja... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar