Minggu, 28 Agustus 2011

Seseorang

Dalam kilas perjalananku selalu terselip angan untuk keberadaan seseorang itu. Seseorang yang sangat dirindukan kehadirannya menemani titian kehidupan ini. Mungkin akan sangat indah jika memilikinya. Memang tak bisa memiliki seseorang itu, namun cukup bersyukur karena aku menjadi seseorang itu.






sometimes I‘m very fierce for u, but really love you both..

Kamis, 25 Agustus 2011

Jatuh

Jatuh itu sakit..jatuh itu membuatmu layaknya tak mempunyai kekuatan..
Jatuh itu perih..jatuh itu membuatmu layaknya bagai yang lemah..
Jatuh itu membuat jemari kecilmu terluka..
Jatuh itu membuat warna lain di betismu..
Jatuh itu membuatmu meringis, mengerang, bahkan menangis..


Pernahkah kau terjatuh hingga membuatmu tak mampu berdiri..??

Jatuh tak selalu membuatmu bisa mendapatkan uluran..
kau hanya butuh "keyakinan" bahwa dirimu mampu bangkit sendiri..

*efek lembam-lembam, tiap hari bertambah banyak..
Jikalau ini hadiah spesial, akan saya nikmati..
Kapan lagi punya lengan dengan warna-warna alami..
Tiap nikmat itu berbeda, tak selalu serupa wujudnya.. :)

Sabtu, 20 Agustus 2011

Fakir Miskin & Peminta-minta

Sebelumnya saya mohon maaf mengenai hal yang saya bahas ini. Tidak bermaksud untuk menyudutkan pihak manapun. Ini hanyalah sebagai renungan kita ketika 66 tahun bangsa ini menjejakkan kaki menjadi negara merdeka.

Membahas tentang suatu perkara pasti tidak ada habis-habisnya, apa lagi yang disertai dengan berbagai pendapat.
Seperti ketika saya membuat status di salah satu media sosial mengenai UUD 45 Pasal 34 ayat 1. Komentar dari teman-teman sungguh membuat saya tertarik untuk membahas hal ini. Maka apa sebenarnya makna dibalik pasal 34 ayat 1 tersebut?

"Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara."

Menilik salah satu komentar teman yang menyinggung mengenai makna pelihara. Definisi kata pelihara menurut KBBI adalah 'rawat', 'jaga'. Mari kita rangkaikan menjadi kalimat.
- Ibu merawat ayah di rumah sakit.
Maknanya adalah mengurus segala kebutuhan.
- Ayah merawat kumisnya.
Makananya adalah membiarkan tumbuh.

Memang tidak bisa mengeneralisasikan banyak kalimat menjadi satu makna yang sama. Untuk itu butuh pemahaman yang lebih lanjut. Namun anggap saja kita menggunakan generalisasi yang tidak sempurna karena sudah hampir seluruhnya fenomena ini terselidik.

Lalu bagaimana makna kata pelihara itu sendiri untuk para fakir miskin dan anak terlantar tersebut. Menggunakan makna di kalimat pertama, maka apakah segala kebutuhan mereka telah terpenuhi, lalu mengapa negara masih harus berperang dengan kemiskinan. Atau jika menggunakan makna di kalimat kedua, ternyata negara lah yang membiarkan mereka terus tumbuh. Jadi kemudian siapa yang memupuk kemiskinan..

Ini diluar konteks kewajiban sebagai seorang muslim dalam menyantuni fakir miskin.

Ada satu hal lain yang cukup menarik. Mengenai peminta-minta. Komentar lainnya dari seorang teman yang menyatakan bahwa pendapatan mereka sebagai seorang peminta-minta sebulan bisa mencapai Rp 6.000.000. Bahkan suatu ketika, saya melihat wawancara ustazah Dedeh di tv dengan seorang peminta-minta, beliau menanyakan mengenai pendapatan perhari. Ternyata mereka bisa mendapatkan Rp 300.000 per hari yang artinya dalam sebulan bisa mencapai Rp 9.000.000. Peminta-minta di sini adalah mereka yang masih mempunyai fisik yang bagus untuk melakukan suatu usaha. Lalu bagaimana dengan mereka para buruh kasar yang harus memeras otot mereka dan berpeluh keringat terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan penghasilan seperti itu, bahkan mungkin butuh waktu berbulan-bulan bagi mereka mengumpulkan penghasilan sebanyak itu.
Lucu sekali bukan..

Nabi saw. bersada, "Tidaklah salah seorang dari kalian yang terus meminta-minta, kecuali kelak di hari kiamat ia akan menemui Allah sementara di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun." (HR. Imam Muslim)

Namun ada 3 golongan yang mendapat pengecualian:
1. Orang yang menanggung hutang (gharim, untuk mendamaikan dua orang yang saling bersengketa atau seumpamanya). Maka orang itu boleh meminta-minta, sehingga hutangnya lunas. Bila hutangnya telah lunas, maka tidak boleh lagi ia meminta-meminta.
2. Orang yang terkena bencana, sehingga harta bendanya musnah. Orang itu boleh meminta-minta sampai dia memperoleh sumber kehidupan yang layak baginya.
3. Orang yang ditimpa kemiskinan, (disaksikan atau diketahui oleh tiga orang yang dipercayai bahwa dia memang miskin). Orang itu boleh meminta-minta, sampai dia memperoleh sumber penghidupan yang layak.

Sekali lagi peminta-minta yang saya bahas disini adalah mereka yang masih sehat fisiknya, sehingga apabila terjadi dalam 3 kasus di atas, bukankah tidak terjadi secara terus menerus, karena intinya mereka juga harus mengupayakan satu usaha yang bisa menghasilkan.

Ada bahasan menarik lainnya. Anggap saja mereka memang tidak bisa mendapat penghasilan. Di dalam rukun Islam sendiri terdapat beberapa motivasi kerja yang bernilai ibadah dan mendorong kita agar menjadi pekerja keras. Seperti yang terdapat dalam perintah zakat dan haji. Seseorang tidak akan mungkin membayarkan zakat kalau tidak memiliki harta, dan tidak mungkin harta yang dimiliki dapat mencapai jumlah nisab kalau tidak bekerja keras. Demikian pula halnya dengan ibadah haji.

Untuk saya pribadi saya tidak terlalu mempermasalahkan dengan aktifitas mereka. Karena jika bisa dimaknai lebih luas, mereka adalah salah satu ladang kita untuk menyemai benih-benih kebaikan. Namun ketika meminta pendapat dari seorang teman mengenai hal ini, dengan terus menerus memberi justru hanya akan membiarkan mereka terus dalam kemalasan.
Memang benar itu bisa menjadi ladang amal bagi yang ikhlas memberikannya dan sebagai rasa sayang ketika kita melihat mereka. Namun itu cara yang salah. Masih menurutnya, jika bisa dianalogikan, teman yang baik bukan teman pemberi contekan.

Seperti yang saya utarakan di awal, perkara ini tak habis-habisnya untuk dibahas.

Ada satu kisah, seorang bapak sedih melihat seorang ibu dengan anaknya yang sedang meminta-minta di salah satu sudut lampu lalu lintas. Lalu bapak tersebut berkata, "Bu, mau ke rumah saya, bantu-bantu mencuci baju, nanti saya beri upah dan tempat tinggal." Namun sang ibu menjawab, "Saya gak mau, Pak. Lebih enak kayak gini."

Inilah ironi negeri merdeka.

Satu yang saya sayangkan, ketika mereka memberi makan kepada anak mereka dari hasil meminta-minta. Maka jangan heran mengapa hal itu terus saja berlangsung. Sulit diputuskan..

Ternyata masih banyak yang harus dibenahi dari negeri kita. Tidak akan bisa berhasil jika satu pribadi saja enggan menyadari. Maka dari itu mulailah dari diri sendiri.

Pilihlah Aku

Ya Rabb..sungguh menakjubkan semua urusan mereka. Segalanya terlihat indah. Wajah-wajah itu sungguh bercahaya, berkilau layaknya penerang yang mampu menerangi setiap titian.

Aku cemburu.. Sungguh sangat cemburu..Bagaimana harus menggambarkan semua ini. Aku cemburu pada mereka yang telah kau pilihkan hatinya untuk kau pendarkan cahaya-Mu. Apakah hati ini begitu kotor, hingga tak ada sisa kebaikan di hati yang mengalirkan energi-energi yang mampu menerbitkan sedikit saja cahaya. Apakah hati ini benar-benar begitu hitam, hingga tak ada seorang pun yang terilhami.

Bagian mana lagi yang belum terselesaikan. Bentangkan saja di hadapanku. Walaupun satu tatihan saja masih sangat sulit bagiku. Walaupun satu erangan saja masih sangat susah bagiku. Tapi aku ingin menjadi pilihanMu. Biar..biarlah aku selalu tertatih, asal Kau memilihku. Tak apa..aku selalu mengerang, asal Kau memilihku..

Pilih lah aku untuk mendapatkan sedikit saja cahaya dari-Mu..

Lihatlah, cemburu ini semakin menyesakkan. Mengapa begitu sulit untukku. Apa rintihan ini masih seujung kuku??

Kalau Kau ingin agar aku lebih bersabar dengan segala usahaku, aku akan melakukannya. Aku akan terus merayu-Mu. Aku hanya cemas jika namaku tidak ada dalam daftar-Mu. Aku sungguh sangat cemas..

Lihatlah..
Tubuhku begitu bergetar, nafasku sangat tersengal, air mataku tak henti-hentinya mengalir, kecemasanku begitu mendalam hingga tak sedikitpun kata-kata itu bisa menghentikannya, tak sedikit pun belaian itu dapat meredamnya, bahkan tatapan-tatapan teduh itu tak jua mampu menghipnotis alam bawah sadarku untuk menghentikan semuanya. Dan batu yang sangat kutakuti jatuh itupun akhirnya hadir merintangiku. Bertambahlah cemas ini. Rasa untuk mundur selalu kuat merajamku. Tidak..sungguh aku tidak mau melakukannya.

Sketsakan lagi padaku ya Rabb agar semua mudah untuk dijalani. Agar aku tau standarisasi dari-Mu. Agar setiap kelakuan layak. Agar kesimpangan memudar. Agar semua celah hitam tertutupi. Agar lembaran putih selalu terbuka. Agar..cahaya-Mu benar hadir untukku..

Hmm.. Bolehkah aku melukiskan satu cemburu lagi. Aku tau rasa itu bukan mengenai keberpihakan, namun ketika hal itu berkurang apakah aku telah gagal? Sungguh menyenangkan melihat mereka bisa menyemai rasa kepada yang mereka cintai. Baiklah, tak ingin mengungkit hal ini lagi. Dan lagi-lagi aku masih menanti Engkau meniupkan seluruh rasa itu kepadaku agar tak ada lagi gagal.

Duhai pemilik cahaya dan cinta, dengan seluruh kelemahan diri, hamba memohon dan meminta pada-Mu, pilihlah aku mendapatkan cahaya dan cinta dari-Mu..

(Atau mungkin sebenarnya aku telah terpilih, hanya saja tak tersadarkan atau bahkan mungkin tersia-siakan)
KLIMAKS

*kalau boleh memilih kosakatanya, maka yang paling tepat untuk menggambarkan semuanya adalah kata 'lelah'. Lelah dengan segala keburukan..

Selasa, 16 Agustus 2011

Aisyah Adinda kita

Aisyah adinda kita yang sopan
dan jelita
Angka SMP dan SMA sembilan
rata - rata
Pandai mengarang dan
organisasi
Mulai Muharam 1401 memakai
jilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat
pantasnya
Aisyah adinda kita yang sopan
dan jelita
Index Prestasi tertinggi tiga tahun
lamanya
Calon insinyur dan bintang di
kampus
Bulan Muharam 1404 tetap
berjilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat
pantasnya
Aisyah adinda kita tidak banyak
berkata
Aisyah adinda kita dia memberi
contoh saja
Ada sepuluh Aisyah berbusana
muslimah
Ada seratus Aisyah berbusana
muslimah
Ada sejuta Aisyah berbusana
muslimah
Ada sejuta Aisyah, Aisyah adinda
kita

Senin, 08 Agustus 2011

sayang..

Itu hanya mimpi, sayang. Jika kau tak pintar itu belum menandakan apapun sampai kau bermunajad pada-Nya. Itu karena kau terlalu memikirkan. Hingga dirimu dibuat mabuk kepayang karenanya. Tersadarkah, itu bukan kepunyaanmu. Hanya singgahan sementara. Hingga tiba pergi, tak perlu dirisaukan, sayang. Itulah lingkaran alam. Jika dirimu ingin menangis, menangis lah sayang, itu menandakan kelembutan hatimu. Tapi jangan biarkan itu meracunimu. Karena kau harus kembali tegar.

Sayang, lihat pohon yang kokoh itu. Berapa banyak daun-daun yang tumbuh di tiap rantingnya. Lihat, berapa banyak pula yang berguguran tiap menitnya. Tak pernah ada kerisauan karenanya, setiap helai itu telah memberikan banyak makna yang mengukirkan kenangan.

Tersenyumlah sayang, masih ada daun-daun lain yang menanti untuk bisa tumbuh di ranting-ranting itu. Kau hanya perlu menyirami dan merawatnya saja.

Sayang.. Ah, dirimu masih harus belajar banyak mengenai hal ini. Yang harus kau pahami adalah jangan pernah membiarkan diri kehilangan prasangka baik terhadap-Nya, betapa pun besarnya ujian yang menyapa..

(satu lagi, terlihat)

*myself..

Air Mata Pembaca Alqur'an




Dalam sejarah kehidupan generasi awal Islam, banyak kita temui kisah-kisah tentang kelembutan hati dimana mereka sering menangis ketika membaca dan mendengarkan Al-Qur'an. Hati mereka begitu mudah tersentuh karena keimanan yang telah begitu kuat mengakar di dalam dada. Berikut ini beberapa kisah tentang figur-figur itu :

1. Abu Bakar Ash-Shidiq Radhiallahu Anhu
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa ketika sakit Rasulullah shalallahu alaihi wa salam semakin keras, beliau ditanya tentang shalat. Lalu beliau menjawab, "Suruhlah Abu Bakar mengimami orang-orang."
Aisyah berkata, "Sesungguhnya Abu Bakar adalah orang yang sangat lembut. Bila dia membaca Al-Qur'an, maka dia tidak kuasa menahan tangis." Lalu Nabi shalallahu alaihi wa salam berkata, "Suruhlah dia mengimami shalat." Lalu Aisyah mengulangi perkataannya. Nabi Shalallahu Alaihi wa Salam pun berkata, "Suruh dia mengimami shalat. Sesungguhnya kalian (seperti) pengikut Yusuf."

2. Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu
Abdullah bin Syidad berkata, "Aku mendengar tangisan sedu sedan Umar saat aku di barisan belakang, yaitu ketika dia membaca, 'Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.'." (HR. Bukhari).
Diriwayatkan dari Ubaid bin Umair, ia berkata, "Umar mengimami kami shalat Subuh, lalu dia membaca surat Yusuf pada rakaat pertama. Ketika sampai pada ayat, 'Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).' (QS. Yusuf : 84), beliau menangis hingga berhenti lalu ruku."

3. Abdurrahman bin Auf Radhiallahu Anhu
Diriwayatkan dari Sa'ad bin Ibrahim, dia berkata, "Abdurrahman bin Auf diberi makan malam saat dia berpuasa. Lalu dia membaca firman Allah subhanahu wa ta'ala, "Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan adzab yang pedih." (QS. Al-Muzammil : 12-13). Setelah itu dia terus-menerus menangis hingga makan malamnya dibereskan, sedangkan (siang harinya) dia benar-benar puasa."

4. Aisyah Radhiallahu Anha
Diriwayatkan dari Qasim (keponakan Aisyah), ia berkata, "Apabila aku pergi pada pagi hari, maka aku selalu memulai keberangkatanku dari rumah Aisyah untuk mengucapkan salam kepadanya. Pada suatu hari aku pergi dan ternyata dia sedang berdiri sambil membaca tasbih dan ayat, "Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka." (QS. Ath-Thuur : 27). Dia berdoa, menangis, dan mengulang-ulang ayat tersebut. Lalu aku berdiri hingga aku jenuh berdiri. Lalu aku pergi ke pasar untuk mencari kebutuhanku. Ketika aku kembali, ternyata Aisyah Radhiallahu Anha masih berdiri seperti semula sambil melakukan shalat dan menangis."

5. Abu Hurairah Radhiallahu Anhu
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Muslim bin Jammaz, "Aku mendengar Abu Ja'far berkata kepada kami tentang bacaan Abu Hurairah radhiallahu anhu pada ayat, "Apabila matahari digulung." (QS. At-Takwiir : 1). Beliau sangat tersayat hatinya ketika mendengar ayat tersebut, hingga terkadang menangis dengan ratapan.

6. Abdullah bin Rawahah Radhiallahu Anhu
Diriwayatkan dari Qais bin Abu Hazim, ia berkata, "Abdullah bin Rawahah menangis, lalu istrinya ikut menangis. Lalu dia bertanya kepada istrinya, 'Apa yang membuatmu menangis?' Istrinya menjawab, 'Aku melihatmu menangis maka aku pun ikut menangis.' Dia kemudian berkata, 'Aku teringat dengan ayat ini, "Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu." (QS. Maryam : 71). Aku tahu bahwa aku pasti akan memasuki neraka, tetapi aku tidak tahu apakah aku akan selamat dari neraka.'."

7. Abdullah bin Umar Radhiallahu Anhu
Diriwayatkan dari Qasim bin Abu Bazzah, ia berkata, "Aku diberitahu oleh orang yang mendengar Ibnu Umar radhiallahu anhu membaca ayat, "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?." (QS. Al-Muthaffifiin : 1-6). Ibnu Umar lalu menangis hingga tersungkur, dan setelah itu ia enggan untuk membaca ayat tersebut."

8. Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Mulaikah, dia berkata, "Aku menemani Ibnu Abbas radhiallahu anhu dari Mekah ke Madinah. Jika singgah di suatu tempat, maka dia selalu bangun pada separuh malam." Lalu Ayyub bertanya kepadanya, "Bagaimana bacaannya?" Abdullah menjawab, "Dia membaca, "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS. Qaaf : 19). Dia membacanya dengan tartil dan sering menangis terisak-isak."

9. Umar bin Abdul Aziz
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Dzaib, ia berkata, "Aku diberitahu oleh seseorang yang sempat menyaksikan Umar bin Abdul Aziz sebagai gubernur Madinah, bahwa seorang laki-laki membacakan ayat ini kepadanya, "Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan." (QS. Al-Furqaan : 13). Lalu Umar bin Abdul Aziz menangis hingga tidak dapat mengendalikan tangisnya dan isakannya pun menjadi keras. Lalu dia berdiri dari tempat duduknya dan masuk ke rumah."

10. Hasan Al-Bashri
Diriwayatkan dari Salam bin Abu Muthi', ia berkata, "Hasan diberi segelas air untuk berbuka puasa. Ketika dia mendekatkan air itu ke mulutnya, dia menangis dan berkata, 'Aku ingat harapan besar dari para penghuni neraka dan ucapan mereka, 'Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu.' Aku pun teringat jawabannya kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir." (QS. Al-A'raaf : 50)."

11. Abu Hanifah
Muhammad bin sama'ah meriwayatkan dari Muhammad bin Hasan, dari Qasim bin Ma'an, bahwa Abu Hanifah bangun malam sambil mengulang-ulang firman Allah subhanahu wa ta'ala, "Sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit." (QS. Al-Qamar : 46). Dia menangis dan tadharru' (merendahkan diri) hingga Subuh.



Demikianlah kisah pribadi-pribadi itu, yang mencerminkan kondisi jiwa mereka yang takut akan kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala, kisah yang merupakan cerminan dari kejujuran hati yang dipenuhi cahaya keimanan. Semoga kita bisa menjadikannya sebagai teladan.


Kotasantri.com
Penulis : Ratu Karitasurya

Minggu, 07 Agustus 2011

Sejenak Saja

duduk..tergenggam rapat semua jemari ini..
penuh piasan kata, merenyahkan keakraban..
hati tertimbun utuh dengan segenap rasa..

perlahan bangkit...

semula hanya berdiri..salam..
kemudian berjalan..senyum..
lalu berlari..sepi..
layaknya daun-daun yang tumbuh di ranting-ranting kecil, tersenyum melambaikan kehijauannya, kemudian layu, gugur, hilang diterbangkan angin..

sesaat yang penuh makna..

yang pernah singgah..yang sedang singgah..dan yang akan singgah..

Untuk setiap detik yang diberikan-Nya, sungguh nikmat.. :)

*tak pernah merasa siap untuk hal ini..namun harus..

Malabayeuen

Ya Allahu Allah e yaa..
Allah e yaa..Allah E yaa
Allah e yaa Allahu
He mala nyoe mala..
Nyoe deungo..deungo..
Lon kisah na saboh khabaran..
He mala nyoe mala..
Bayeun..bayeun..
Teurebang ka jidong cong
jeumpa..
Dille..dille..dille nanggroe aceh
nyoe..
That meugah bit makmu ngon
ceudah.
Jinoe..jinoe teungoh musibah..
Ujoe bak Allah teuka ie ngon
geumpa..
Teukeudi troh bala nyoe
Kon neu bri keu geutanyoe..
Peu tatem tanyoe tamoe..
Lagee ji moe keu getanyoe..
Bak watee tanyoe laloe..
Deungon piasan donya..
Peu na mantong teu ingat..
Tanyoe pujoe keu Rabbana..
Kiamat..kiamat..kiamat donya..
Le that ka buet salah maksiet
ngon keuji.
Bek sampoe Allah h’an peu
ampon desya.
Ya Allah bek dille..bek dille
neubri..
Kiamat..kiamat donya..
Le that ka buet salah maksiet
ngon keuji.
Bek sampoe Allah..
He’ mala nyoe mala..
Nyoe deungo..deungo..
Lon kisah na saboh khabaran..
He mala nyoe mala..
Bayeun..bayeun..
Teurebang ka jidong cong
jeumpa..

Jumat, 05 Agustus 2011

The Power of Love

“seseorang yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang, maka dia akan rela berkorban apapun untuk yang dicintanya, karena kekuatan cinta sangat dahsyat  yang mampu menerjang pagar-pagar kokoh yang menghadangnya”
Cinta dan kasih sayang adalah karunia indah yang diberikan allah kepada setiap makhluknya, berkat curahan cinta seseorang rela berkorban melakukan manfaat apapun untuk yang dicintainya meskipun itu sangat berat dan banyak onak dan duri. Seseorang yang benar-benar cinta pada tubuhnya maka ia akan rela meninggalkan rokoknya, seseorang yang cinta pada orang tuanya maka ia akan manfaatkan dengan baik uang yang diamanahkan padanya, cinta pada ilmu maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh. Begitulah the power of love yang seharusnya kita pahami dan ditanamkan pada diri kita, sehingga dapat dibayangkan betapa manisnya menapaki kehidupan dengan pengorbanan cinta. menuntut ilmu dengan cinta, membelanjakan uang dari orang tua dengan cinta, dan menjaga tubuh dari bahayanya asap nikotin karena cinta.
Cinta kepada allah-lah merupakan cinta tertinggi dari sekian banyak cabang cinta yang ada didunia ini. yang dapat menyingkirkan dan mengalahkan cinta-cinta yang lain. Kecintaan yang tiada lawan bandingnya.
Seorang sufi wanita dari Basrah yaitu Rabi’ah Al- Adawiyah pernah berkata ketika beliau berziarah ke makam Rasulullah Saw. : “Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu, akan tetapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku kepada Allah Swt”.
Begitulah the power of love seorang Rabiah Al-Adawiyah kepada allah yang kekuatanya mampu mengalahkan cinta-cinta lain, kecintaaan yang paling tertinggi kepada sang maha pemilik cinta. akan tetapi bukan berarti tidak dibenarkan cinta pada yang lain. Karena cinta kepada rasul, cinta kepada istri, cinta kepada hewan, cinta kepada harta, cinta kepada teman-teman adalah merupakan suatu bentuk cinta kepada allah. Dan dia adalah tempat berpusatnya cinta. (Center of the love)
Sewaktu masih kecil Husain cucu Rasulullah Saw. bertaya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: “Apakah ayah mencintai Allah?” Ali ra menjawab, “Ya”. Lalu Husain bertanya lagi: “Apakah ayah mencintai kakek dari Ibu?” Ali ra kembali menjawab, “Ya”. Husain bertanya lagi: “Apakah ayah mencintai Ibuku?” Lagi-lagi Ali menjawab,”Ya”. Husain kecil kembali bertanya: “Apakah ayah mencintaiku?” Ali menjawab, “Ya”. Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, “Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?” Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: “Anakku, pertanyaanmu sungguh hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah”. Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.
Kecintaan seseorang kepada keluarga, harta, kedudukan adalah suatu yang lumrah, siapapun akan berkorban untuk menjaga keluarganya, hartanya, dan kedudukanya dikarenakan besarnya rasa cinta. akan tetapi waspadalah akan kecintaan terhadap mereka, jangan sampai menjauhkan atau bahkan sampai melupakan cintanya kepada allah sang pemilik cinta yang hakiki. Kecintaan yang harus lebih diunggulkan dari pada cinta yang lain, dan ini adalah merupakan tolak ukur mengenai keimanan seseorang. Nabi Saw pernah bersabda;
“Belum sempurna imam seseorang itu hingga ia Mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cintanya dari pada yang lain”.
Seseorang yang mencintai allah maka dia juga akan mencintai makhluk yang lain, karena cinta kepada allah tidak akan membuat seseorang merusak cintanya kepada yang lain justru malah sebaliknya akan sangat mencintainya karena allah. Akan tetapi cinta yang berlebihan kepada makhluk bisa jadi melupakan akan cinta kepada allah.
Jadi teringat sepenggal nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, “hati-hati jika mencintai makhluk, jangan sampai karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti makhluk yang kamu cintai itu bisa saja diambil dari sisi kamu”
Teman pembaca sekalian, jadi mari, dan silahkanlah bercinta dan mencintai, cinta yang segalanya hanya karena sang pemilik cinta. Cinta yang bernilai ibadah jika disandarkan karena cinta kepadanya. Dan dia adalah cinta yang lebih berharga dari pada dunia beserta isinya.
“Ya Allah karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diri kami pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih kami cintai dari pada air yang dingin bagi orang yang dahaga.” Wallahu a’lam.